Ihsan Muhadi : Menjadi Pelopor yang Bisa Menyeimbangkan Pemahaman dan Keyakinan Kita Untuk Bisa Mewujudkan, Mengamalkan Nilai-Nilai Moderasi Kepada Anak-Anak Kita Semua.

Sragen-MTsN 3 Sragen adakan seminar “Moderasi Beragama” dengan pembicara Dr. H. Ihsan Muhadi,S.Ag,M.Si pada hari Jumat siang sekitar pukul 13.00 sampai dengan pukul 15.30 di aula MTsN 3 Sragen. Acara seminar ini dipersiapkan betul oleh Muhsin, selaku kepala madrasah, terutama bagian sound system, Muhsin sangat antusias dalam hal ini. Hal tersebut dibuktikan dengan semangatnya dalam mengotak-atik sound dari pagi hari dibantu oleh Tim Sat-Set MTsN 3 Sragen. 

Suasana MTsN 3 Sragen hari ini sangat sibuk dan penuh dengan sumbangan kalimat-kalimat hebat yang mampu menyadarkan bahkan mengubah cara pikir warga madrasah. Siang hari, kami mendengar khutbah jumat oleh Wahyudi, selaku guru SKI di MTsN 3 Sragen dengan tema khutbah larangan berputus asa.

Sholat Jumat rupanya bukan penutup kesibukan warga madrasah, terutama bapak ibu guru tendik, tak tanggung-tanggung, setelahnya mereka mendapatkan pasokan semangat mengenai moderasi beragama oleh Ihsan Muhadi.

Sebelum ke topik utama, Ihsan Muhadi sedikit berbincang mengenai beberapa hal dan sempat melontarkan kalimat “Kita itu madrasah yang harus selalu membuat karakter, dan karakter kita itu bukan main-main” ucap beliau dengan suara semi lantang dan penuh keyakinan. Ihsan Muhadi juga menyinggung sedikit mengenai pentingnya toleransi atas segala perbedaan, “Sesama warga madrasah walaupun sesama muslim, pasti ada perbedaan dalam suatu hal” terangnya. Ihsan Muhadi juga menyinggung mengenai akhlakul karimah anak yang tidak bisa terbentuk dalam waktu singkat dan hanya dengan beberapa ucapan melainkan perlu beberapa hal, “Tetapi, untuk membentuk akhlak bapak ibu sekalian, tidak bisa BIMSALABIM, tidak bisa! “nak alimo” “nak, dadi sopano” ngga bisa, itu harus perlu waktu, perlu pembiasaan, perlu keteladanan” ucapnya.

Diseminar ini juga terungkap alasan logo Kementrian Agama, yaitu Ikhlas Beramal yang setiap hari Senin dan Selasa ditempel di dada kiri. Alasannya yaitu karena salah satu ruh yang harus dimiliki oleh guru ialah Ruh Ikhlas Beramal. Mengapa ditempel di dada kiri? “Dulu dilengan kan? Ngga kerasa ikhlasnya, sekarang disini (serambi memegang dada kiri beliau) jantung maksudnya” terang beliau menjelaskan, “Guru itu panggilan hati, panggilan jiwa yang tidak semua orang itu bisa menjadi guru” terusnya. Selain itu Ihsan juga menyebutkan kriteria orang yang ikhlas “Minimal orang ikhlas itu, kalau dipuji tidak akan tinggi, kalau dicaci, kalau dibenci, dia tidak sakit hati” mendengar motivasi tersebut semakin memperkuat mental kita agar tidak mudah tumbang saat dicaci atau dibenci oleh orang lain.

Masuk ke tema, yaitu “Moderasi Beragama” dimana harus adanya toleransi untuk mewujudkannya, maka beliau menjelaskan toleransi bisa muncul diantaranya karena munculnya pemahaman-pemahaman moderasi beragama.Ihsan Muhadi juga menegaskan “Menjadi pelopor bagaimana kita bisa menyeimbangkan pemahaman dan keyakinan kita dalam rangka untuk bisa mewujudkan, mengamalkan nilai-nilai moderasi beragama kepada anak-anak kita semua”.

Arzahra-Evi

Britga Kreatif

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
1
Halo, Mohon di bantu untuk info di MTs N 3 Sragen ??? Terima kasih.